Metode ACM Cepat Belajar Membaca Anak dan Dewasa

akucepatmembaca.com

“Metode Belajar Membaca Mudah, Cepat, Menyenangkan, Tanpa Mengeja, Tanpa Menghafal Huruf, Hanya 1 jilid, dan Anti Lupa”

BAHAYA MEMAKSA ANAK BELAJAR MEMBACA

Sebagian besar orang tua mungkin memiliki keinginan agar anaknya bisa membaca sejak kecil. Itu sebabnya, sejak anak usia dini, orang tua sudah mengajari membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Rupanya, terlalu memaksakan anak agar pandai calistung itu dampaknya tidak baik.

Melihat si kecil bisa membaca, menulis, dan berhitung (calistung) tentu akan mendatangkan kebanggaan tersendiri bagi orangtua. Namun, hati-hati. Jika orangtua tak tepat mengajarkan calistung, hal ini akan membawa dampak negatif untuk perkembangan mental si kecil.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Harris Iskandar mengatakan memberikan materi calistung pada anak-anak usia dini akan membuat semangat belajar memudar (fading out). Hal itu akan berdampak lebih panjang seiring berjalan usia si kecil.

Saat ini, sudah banyak anak berumur di bawah 7 tahun yang sudah bisa membaca. Tak sedikit dari mereka yang merupakan hasil belajar membaca terlalu dini.

Tidak serta merta seperti ini, karena banyak sekolah yang menyaratkan untuk bisa membaca sebelum masuk ke SD. Akhirnya, banyak sekolah TK dan PG yang memasukkan pelajaran membaca ke dalam kurikulumnya.

Padahal menurut Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia, Retno Listiyarti, syarat tersebut merupakan pemaksaan pada anak untuk belajar membaca.

Lalu, apa saja efek buruk memaksa anak belajar membaca sejak dini?

1. Anak jadi tidak suka membaca

Secara psikologis, anak-anak PG dan TK belum siap masuk dalam tahapan belajar membaca. Hal senada diungkapkan oleh Retno, menurutnya, saat mereka diajarkan pada umur tersebut, secara tidak langsung sudah memaksa mereka.

Hasilnya, mereka jadi tidak suka dengan kegiatan membaca. Hal ini sangat krusial mengingat membaca jadi sarana terbesarnya dalam belajar.

Dampak ke depannya, anak-anak yang dipaksa membaca akan memiliki minat rendah terhadap buku. Bahkan saat ini, minat baca anak di Indonesia masih sangat rendah. Bayangkan, rata-rata anak-anak membaca 27 halaman per tahun.

Sangat jauh jika dibandingkan dengan anak-anak di Finlandia yang membaca 300 halaman selama 5 hari.

Rendahnya minat baca berpengaruh pada perkembangan pengetahuan si Kecil.

2. Menghambat pertumbuhkan otak kanan

Lebih lanjut, anak yang harusnya masih bebas bermain tanpa aturan tiba-tiba harus berkenalan dengan konsep belajar. Meski beberapa konsep belajar menekankan proses yang menyenangkan, atau diselipkan dengan bermain, tetap saja memiliki efek yang tidak terlalu baik bagi anak.

Anak yang dipaksa membaca di usia dini bisa terhambat pertumbuhan otak kanannya. Di mana otak kanan merupakan sumber kreativitas yang bisa membuatnya lebih cerdas.

Jika dipaksa seperti ini, perkembangan kreativitas mereka bisa mandek. Jika pada dasarnya anak kuat di otak kanan, mereka jadi sulit mengembangkan minatnya karena tertahan sistem belajar terlalu dini.

3. Anak tidak paham dengan bacaan

Pada masa Golden Age, anak memang akan cepat menangkap semua pembelajaran. Maka dari itu, termasuk mudah untuk mengajarkan anak membaca di usia dini.

Mereka mudah mengerti dan cepat paham. Alhasil, mereka sudah bisa baca dalam waktu singkat.

Namun sadarkah, mereka bisa membaca namun tidak selamanya paham akan bacaanya. Si Kecil bisa saja membaca deretan kalimat namun saat ditanya maksudnya, seringnya ia tidak mengerti.

Maka dari itu, sangatlah penting untuk memberikan pemahaman dahulu sebelum mengajarkannya membaca. Memberikan banyak kata untuk dikenal maksudnya sebelum ia diajarkan barisan huruf yang akan membentuk kata.

4. Daripada memaksa, lebih baik dikenalkan

Proses membaca sebenarnya sdah harus dilakukan jauh sebelum mereka berkenalan dengan huruf. Dari bayi, ajaklah ia untuk membaca buku.

Semakin sering orangtua membacakan buku ke anak, semakin banyak bank kata yang dimilikinya. Sehingga pada saat anak belajar baca, mereka bisa sekaligus memahami apa kata tersebut.

Saat sering dibacakan buku, anak akan menunjukkan minat membaca secara alami di umur 3 tahun. Namun jangan langsung mengajarkannya membaca.

Cukup kenalkan beberapa huruf yang membuatnya tertarik. Selalu jawab pertanyaannya kala ia bertanya tentang maksud dari suatu kata. Juga, jawab pertanyaannya mengenai bentuk huruf tertentu.

Sangat penting menanamkan kesukaan pada buku kepada si Kecil. Semakin sering orangtua membacakan buku, semakin mudah mengenalkan proses belajar membaca anak.

Selanjutnya si Kecil perlu memahami fonik sebagai salah satu cara mengajarinya membaca. Anak dengan kesadaran fonik akan mengetahui bahwa huruf yang dilihat berhubungan dengan suara.

Beberapa anak mungkin tidak memerlukan banyak bantuan fonik dalam membaca. Namun berbagai penelitian menyebut kesadaran fonik penting bagi anak kecil dan mereka yang kesulitan membaca.

Dalam menanamkan kesadaran fonik, Bunda bisa menunjukkan huruf pada si Kecil. Kemudian, si Kecil diajak membunyikan huruf tersebut.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *