
Marilah Kita Semangat dalam Mengajarkan Baca-Tulis Kepada Masyarakat dan Anak Bangsa
Pembahasan literasi di Indonesia merupakan sebuah topik yang selalu hangat untuk diperbincangkan khususnya dalam kondisi saat ini yang tidak selalu baik untuk anak-anak usia sekolah. Apalagi di masa pandemi sekarang.
Membaca belum dijadikan sebagai kebutuhan, maka tak heran kalau indeks membaca masyarakat Indonesia masih rendah.
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) pernah melakukan survei pada Maret-November 2020 tentang indeks kajian membaca. Survei melibatkan 10.200 responden di 34 provinsi yang bertujuan mengukur frekuensi membaca, durasi membaca, dan jumlah buku yang dibaca.
Hasilnya, Perpusnas mencatat indeks kegemaran membaca Indonesia sebesar 55,74 atau masuk kategori sedang. Skor tersebut naik 1,9 poin dari 2019 yang sebesar 53,84. Pada 2020 itu, rata-rata kegiatan membaca masyarakat Indonesia empat kali dalam sepekan. Durasi membaca rata-rata sekitar 1 jam 36 menit per hari. Adapun, jumlah buku yang dibaca rata-rata dua buku per tiga bulan.
Oleh karena itu, kegemaran membaca tidak boleh dibiarkan menyurut. Harus ada upaya untuk mendongkraknya. Hal ini penting dalam rangka meningkatkan kecerdasan bangsa. Lalu, apa yang bisa dilakukan?
Terdapat tiga pilar yang bisa dikuatkan untuk peningkatan kegemaran membaca. Ketiganya itu adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Mari kita bahas satu per satu.
Dimulai dari Keluarga
Meningkatan kegemaran membaca dapat dimulai dari keluarga, dari rumah. Penyediaan sejumlah buku dengan perpustakaan mini di rumah sangat dianjurkan. Dengan demikian, buku tidak jauh dari jangkauan, melainkan setiap kali hendak membaca, tinggal mengambil saja.
Kegemaran Membaca di Sekolah
Di samping di rumah, kegemaran membaca anak-anak pun harus didorong di sekolah secara intensif. Untuk ini, diperlukan perpustakaan sekolah.
Perpustakaan sekolah yang dikelola dengan baik akan menjadi sumber belajar anak-anak. Oleh karena itu, perhatian sekolah terhadap perpustakaannya sangatlah penting dan strategis.
Jangan lagi ada sebutan perpustakaan sebagai gudang ilmu. Konotasi “gudang” adalah sebagai tempat menyimban barang yang tidak dipakai, barang bekas, dan sejenisnya. Jadikan perpustakaan sebagai sumber belajar utama di sekolah.
Dukungan Perpustakaan Desa
Di tengah-tengah masyarakat terkadang ada perpustakaan yang dimiliki perorangan atau yayasan. Perpustakaan itu dibuka untuk umum. Masyarakat bisa datang ke situ untuk membaca buku-buku koleksi perpustakaan tersebut.
Di samping itu, ada juga perpustakaan desa. Tergantung kepada upaya desa setempat, sudah memiliki perpustakaan atau belum.
Bagi desa yang sudah maju, perpustakaan desa menjadi salah satu yang mendapatkan perhatian serius. Di kantor desa atau di sekitarnya disediakan perpustakaan desa, tempat masyarakat, khsususnya anak-anak desa menikmati berbagai buku bacaan.
JUGA, peran kita sebagai guru yang harus bisa beradaptasi dengan lingkungan yang terdiri dari berbagai banyak orang yang beraneka latar belakang, karakter, ekonomi, pemikiran dan sifat. Banyak sekali orang cerdas, berilmu tinggi namun, tidak semua orang cerdas bisa menjadi seorang guru. Hanya orang-orang yang memiliki tingkat totalitas, kesabaran, dan kreatif yang tinggi yang mampu berprofesi sebagai guru
*SAATNYA GURU BERDAYA DARI RUMAH* Mengelola Bimbel Baca-tulis Metode ACM
Yuk! Gunakan metode ACM sebagai salah satu program metode dalam mensukseskan Pendidikan literasi dan melek aksara masyarakat melalui Pendidikan nonformal.
Marilah kita semangat dalam mengajarkan baca-tulis kepada masyarakat dan anak bangsa. Kita bisa memulainya melalui rumah kita sebagai tempat memaksimalkan Pendidikan literasi baca-tulis melalui Komunitas Guru Mandiri Finansial (GMF).
Mengapa membuka bimbel bersama Komunitas Guru Mandiri Finansial (GMF) sebagai solusi? Karena hal tersebut sejalan dengan konsep “Merdeka belajar” yang dicetuskan oleh Nadiem Makarim yang bertujuan untuk memerdekakan guru dan siswa dalam hal ini pendidikan.
Karena belajar tidak lagi dibatasi oleh kurikulum, belajar bisa dimana saja, kapan saja dan dari siapa saja, tetapi siswa dan guru harus kreatif oleh karena itu dukungan pendidikan secara nonformal sangatlah penting untuk menggapai pengetahuan.
TONTON KISAH GURU HONORER YANG SUKSES MENGELOLA BIMBEL BACA-TULIS SELENGKAPNYA DI 👇
IKUTI WEBINAR GRATIS INI UNTUK TAHU TENTANG BU AINUN, BU TSUROYAH, ACM SERTA GMF
SAATNYA GURU BERDAYA DARI RUMAH
DENGAN MENGELOLA BIMBINGAN BELAJAR (BIMBEL) BACA-TULIS
BILA anda GURU dan ORANGTUA
BELUM BISA MENGANTARKAN SISWA / ANAK (USIA TK B / KELAS 1 SD)
Mampu MEMBACA DALAM WAKTU 2 BULAN (2X/MINGGU)
MAKA ANDA WAJIB ikuti juga webinar ini
100%
Mudah diterapkan di kelas
Metode ini juga dapat diterapkan untuk
Anak Berkesulitan Belajar dan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Comments are closed.